Dibalik keterlibatan CIA. Bung Karno Dikhianati?
(2001)–Willem Oltmans– Auteursrechtelijk beschermd
[pagina 251]
| |
25
| |
[pagina 252]
| |
utama, Milosevic, yang masih bertahan dan banyak berkuasa, sebagai pewaris dari peninggalan Tito. CIA dan Tim Rahasia mendorongnya di tempat paling atas di daftar bajingan mereka.
Orang tidak perlu banyak berkhayal, atau dalam hal ini, menyusun ‘analisis fantasi’ psiko-sejarah, untuk dapat menyimpulkan bahwa Mafia Incorporated dan kelompoknya di Washington saling melontarkan pertanyaan mengenai cara yang terbaik untuk menghancurkan kelompok pengikut Marx-Lenin yang terakhir ini, yang masih bercokol di Istana Dedinje milik Tito, bekas istana kerajaan yang saya kunjungi pada tahun 1956, ketika Bung Karno pertama kali berkunjung ke Yugoslavia. Para koboi intelijen itu sudah mulai asyik dengan permainan komputernya, sekali lagi untuk menggulung balik Yugoslavia, atau lebih baik lagi, untuk menghancurkan federasi ini selama-lamanya, seperti taktik yang telah berhasil dengan sangat baik di bekas US, yang dijatuhkan dari status negara adikuasa ke tempat di mana para mantan sahabat terus menerus berusaha untuk saling mencabik leher yang lainnya. Karena, Pemerintah bayangan AS seperti yang diingatkan David Wise dan Thomas Ross dalam buku mereka yang terbit tahun 1964, di tahun 2001 ini telah berkembang menjadi makhluk intelijen raksasa yang sebenarnya sudah tidak dapat dikendalikan pada tahun 1960-an, apalagi di tahun 1990-an, ketika Yugoslavia menjadi sasarannya. Betapapun juga, para pejuang gigih dari Tim Rahasia telah bersumpah terhadap dirinya sendiri untuk tidak pernah menyerah sebelum seluruh dunia aman di bawah lindungan payung kekuasaan AS yang kuat, dengan memanfaatkan peluru kendali, pesawat armada, Wall Street, IMF, dan World Bank, dan yang terakhir dan terpenting, dengan cara memanfaatkan ‘hak asasi manusia’, yang di sini tentunya sesuai dengan penafsiran CIA | |
[pagina 253]
| |
mengenai hal yang dipikirkan gerombolan penjahat yang haus darah itu sebagai hal yang terbaik untuk Amerika Serikat, dan dengan demikian juga untuk dunia. Tidaklah mengherankan apabila para pemuda yang benar-benar menggunakan akalnya untuk berpikir, menentang tipu muslihat licik yang paling mutakhir dari pemerintahan bayangan ini, yaitu globalisasi atau pesemestaan.
Perlu perjuangan yang berkepanjangan selama sepuluh tahun untuk akhirnya berhasil menutup Milosevic dalam penjara Pengadilan Kejahatan Perang di Den Haag. Ia tiba di sana setelah diculik dari rumahnya di Beograd pada tanggal 29 Juni 2001. Semua hal dapat diperjualbelikan di AS. Sekarang ini orang menganggap wajar dan dapat menerima apabila Milosevic telah dijual seharga beberapa miliar dolar AS secara tunai, ditambah pinjaman, serta janji-janji lainnya kepada penggantinya di Yugoslavia, seperti yang diterima komplotan Soeharto untuk perbuatan sejenis terhadap Bung Karno setelah tahun 1965. Hal ini tidaklah mengherankan karena ‘dolarisasi’ di dunia ini telah merebak marak seperti kobaran api yang ganas. CNN menayangkan gambar pemimpin Yugoslavia ini dengan tangan terbelenggu memasuki selnya. Bush junior, Dick Cheney, dan Colin Powell sangat bangga akan diri mereka masing-masing karena tindakan kepahlawanan mereka ini. CNN hari itu selanjutnya menayangkan pertemuan Menteri Luar Negeri Powell di hadapan para wartawan, saat bersama Perdana Menteri Ariel Sharon dari Israel di sampingnya. Powell menyatakan rasa syukuruya yang dalam dan kebahagiaannya yang luar biasa, karena ‘ikan besar’ ini akhirnya dapat ditangkap, sekaligus menyiratkan betapa timnya Bush ini ‘kebal peluru’ dalam masalah yang menjijikkan ini.
Ketika saya menonton Powell dan Sharon di CNN itu, saya teringat akan laporan dua halaman yang terbit tanggal 9 Januari | |
[pagina 254]
| |
1983 dalam rubrik Education Survey (Survei Pendidikan) dari harian ‘New York Times’, yang membahas hal yang mereka sebut ‘menurunnya kemampuan bernalar dan mengambil keputusan lintas batas di Amerika Serikat yang mengkhawatirkan.’ National Education Association (Perhimpunan Pendidikan Nasional) berupaya memutar balik penurunan kemampuan berpikir ini dengan memperkenalkan konsep ‘Teaching Thinking’ (Mengajar Berpikir) di 200 sekolah tinggi di Amerika Serikat. Pertanyaan: apakah George Bush junior memanfaatkan kesempatan emas ini untuk meningkatkan kemampuan otaknya? Satu hal yang pasti, hal ini jelas tidak terungkap dalam buku kenang-kenangannya, ‘A Charge to Keep’ (Harper Collins, New York, 1999, 253 halaman), yang ditulisnya pada usia 53 tahun dalam kesempatan ia berkampanye untuk masuk ke Gedung Putih. Hal ini tidak juga tercerminkan dari pemilihan anggota timnya yang terdiri atas sekutu dekatnya, yang dapat dijadikan alasan bagi masyarakat untuk berharap adanya harapan realisme baru yang telah masuk ke pusat kekuasaan Amerika Serikat ini. George Bush junior kembali bersandar kepada konco-konco ayahnya, yang telah mengacaubalaukan segalanya selama hampir seluruh dasawarsa 1980-an dengan pikiran kuno mereka. Setelah pemerintahan-antara Clinton-Gore di tahun 1990-an, yang memunculkan otak-otak yang lebih muda, orang-orang lama yang sama dari zamannya Bush senior dikembalikan untuk mengawali abad ke-21 ini. Tidak seorang pun dari mereka pemah mendengar mengenai ‘Mengajar Berpikir’. Amerika Serikat dan dunia akan kembali mengalami hal-hal kuno yang sama.
Colin Powell, didampingi Sharon, gagal menyadari bahwa ia telah memperkonyolkan dirinya sendiri, saat ia memperlihatkan kegirangannya mengenai penahanan Milosevic dengan berada di | |
[pagina 255]
| |
sebelah pria yang lain, yang seharusnya dituduh bersalah dalam Pengadilan Kejahatan Perang sejak dahulu. Ia seenaknya mengabaikan fakta bahwa pengadilan di Belgia telah mulai mengajukan permohonan resmi untuk memenjarakan Sharon atas bukti kejahatan yang dilakukannya terhadap kemanusiaan. Tetapi, mereka yang ikut bermain dengan tangan kotor CIA selalu dapat mengandalkan dukungan dan perlindungan dari Washington. Oleh sebab itu, Colin Powell tahu bahwa Sharon tamunya ini tidak pernah akan diadili, karena mereka yang melakukan kejahatan perang, yang sepenuhnya didukung AS, akan tak tersentuh apa pun selamanya. Kami telah belajar dengan cara yang keras, bahwa Augusto Pinochet bahkan tidak dapat diajukan ke pengadilan di Chili. Demikian juga halnya dengan Soeharto. Diktator Chili ini telah melemparkan musuh-musuhnya ke lautan dari pesawat helikopter angkatan bersenjatanya, sama seperti yang tercantum dalam Buku Pintar CIA. Kejahatan perang yang dilakukan Soeharto sudah diketahui semua orang di Indonesia, tetapi ia belum juga dihukum meskipun tiga tahun telah berlalu sejak kelengserannya.
Bush senior, Colin Powell, dan Admiral Crowe pada tahun 1989 mengirim 36.000 anggota marinir ke Panama untuk menjemput mantan agen CIA dan kekasih Bush, Manuel Antonio Noriega. Mengapa harus berpayah-payah mengurusnya secara resmi lewat Perserikatan Bangsa-Bangsa apabila cara cepat seperti Blitz Krieg-nya Hitler dapat dipakai? Pemerintah Gedung Putihnya Bush tidak ragu-ragu untuk bertindak dengan melanggar peraturan perundangan internasional. Noriega telah bertingkah seperti anak nakal. Washington merasa tindakannya itu keterlaluan. Noriega melarikan diri ke tempat tinggal perwakilan Gereja Katolik Roma, tetapi Angkatan Bersenjata AS mengejar dan membuatnya tidak | |
[pagina 256]
| |
berdaya dengan musik gila yang keras dan ia menyerah dan segera pula ia dibawa ke ruang bawah tanah dengan penjagaan sangat kuat di suatu tempat di Florida. Barangkali tidak ada seorang pun yang akan mendengar tentang ia lagi, sementara kebanyakan orang bahkan tidak tahu bahwa ia pernah ada. Dalam ‘The Commanders’ Bob Woodward menyajikan ceritera yang dapat membuat orang menggigil mengenai penyerbuan ke Panama yang sungguh-sungguh ilegal, yang dilakukan oleh Bush senior, Cheney, Powell dan Crowe di daerah di dalam negara lain yang juga menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (hlm. 113-146). Bahan ini merupakan makanan ahli psikologi, karena Woodward mengkhususkan diri dalam pengumpulan kutipan kata-kata yang diucapkan sendiri oleh orang-orang tersebut, yang sangat sering menyingkap cara berpikir mereka yang tidak bermoral, dan kadang-kadang kriminal. Pada peristiwa Panama saja, semua tokoh penting AS yang disebut di atas itu dapat dengan mudah diadili karena kejahatan perang juga, tetapi siapa yang peduli akan Panama? Dan Kosovo?
Provinsi yang kurang beruntung dari negara yang dulu Yugoslavia ini masih tercantum di tempat teratas dalam daftar tembak CIA karena Milosevic menularkan ajaran Marx di kawasan Balkan. Apa yang menurut permainan komputer merupakan rencana yang terbaik untuk menyerang dirinya? Di manakah sebaiknya pangkalan pasukannya ditempatkan? Albania selalu merupakan tempat yang memiliki posisi khusus di kawasan ini. Hubungan dengan US memburuk dalam tahun 1960-an. Enver Hoxha dari Tirana telah berpaling ke Peking. Mao dan Chou bermninat ingin mempunyai sekutu di Eropa. Di bulan November 1968 Kremlin memutuskan hubungan dengan Tirana. Cina mulai masuk dengan dedikasi penuh. | |
[pagina 257]
| |
Mereka menyalurkan bantuan pinjaman dan membangun hubungan radio dan propaganda. Albania menjadi pusat utama kegiatan mata-mata Cina. (baca: ‘The Chinese Secret Service’, Richard Deacon, Taplinger, New York, 1974).
Tentu saja malapetaka Kosovo ini merupakan inisiatif kebijakan luar negerinya Bill Clinton, dan mengenai hal ini ‘The Complete Idiot's Guide to American President's’ (Patrick Sauer, Alpha Books, Macmillan, New York, 2000) melihat mereka seperti ‘kantong yang isinya macam-macam’ (hlm. 411). Sementara Yugoslavia mengira dirinya masih bernegosiasi dengan Clinton dan Blair, setelah berhasil atas dasar dusta yang paling hebat mengenai apa yang terjadi di Kosovo, peristiwa itu berhasil menyeret semua sekutu NATO ke dalam petualangan Wild WestGa naar voetnoot1. di kawasan Balkan. Sadar bahwa Cina dan Rusia akan memveto rencana jahatnya ini di Dewan Keamanan, Washington dan London berhasil melaksanakan perang internasionalnya secara penuh, yang pertama kali tanpa perlu meminta persetujuan dari Dewan Keamanan sebelumnya. Peristiwa itu merupakan pertanda yang paling buruk sejak tahun 1945.
Barat meluncurkan pemboman yang ilegal dan kriminal atas Serbia dan Kosovo selama 78 hari. Clinton menganggap hal ini normal karena ia telah melakukan hal yang sama di Somalia, Bosnia, Sudan dan Afghanistan. William Blum teringat akan pengadilan kejahatan perang di Neuremberg dan Tokyo yang tetap tutup mulut mengenai pemboman berbagai kota sejak Sekutu juga bertindak | |
[pagina 258]
| |
seperti LuftwaffeGa naar voetnoot2., dalam membunuh penduduk sipil secara besarbesaran (hlm. 68-90). Blum merinci bahwa daftar pertama kejahatan perang AS harus mencakup Clinton, Bush senior, dan jenderal-jenderal Clark, Schwarzkopf, Powell, Westmoreland, serta Reagan, McNamara, Weinberger, Kolonel Oliver North, dan lain-lain (hlm. 70). Blum merujuk ke Konvensi mengenai Genoside. Ia menyebut sebuah tuntutan yang diajukan di bulan Maret 1999 oleh para pengacara internasional di Kanada, yang menuduh 68 orang sebagai pelaku Kejahatan Perang, termasuk Albright, Cohen, Blair, Solana, Chretien, dan lusinan nama yang lainnya. Ketua jaksa penuntut dalam Pengadilan Kejahatan Perang di Den Haag, Louise Arbour dan penggantinya, Carla del Ponte, mereka berdua menerima wakil-wakil dari kelompok ini yang datang dengan dokumentasi yang lengkap. Kedua jaksa perempuan itu mengabaikan tuntutan yang diajukan secara resmi itu dan masalah ini boleh dikatakan tidak pernah disebut-sebut dalam media.
Barangkali kita harus menunggu karena seperti halnya semua kasus lainnya yeng disebut dalam laporan ini, selama 10, 20, atau 30 tahun, sampai ada orang-orang baru yang seperti Woodward, Chomsky, Ramsey Clark, Blum, dan lain-lain, muncul, mereka sementara ini mungkin sudah dididik cara berpikir dengan benar, sebelum semua yang terjadi dalam Perang Kosovo ini dapat disusun kembali dengan baik. Pada pertengahan tahun 1980-an, Milosevic memiliki pasukan yang beranggotakan 200 orang menjelajah seluruh Albania, mereka menimbulkan beberapa masalah kecil di Kosovo dan mereka sama sekali bukan tandingan bagi Angkatan Bersenjata | |
[pagina 259]
| |
Yugoslavia. Kedutaan Cina di Beograd telah diperlengkapi dengan teknologi modern untuk menyadap hal-hal yang terjadi di sekitar Albania. Cina memiliki tradisi yang sudah lama dikenal sebagai negara di dunia ini yang paling banyak tahu tentang hal-hal yang menyangkut masalah Albania. Pada tahun 1999, tidak seorang pun memahami bagaimana mungkin, sebuah pasukan yang terdiri atas 200 gerilyawan dalam setahun dapat berubah menjadi legiun paramiliter yang beranggotakan 12.000 prajurit berseragam dan diperlengkapi dengan senjata berat, yang siap untuk melahap habis, apabila perlu, bahkan seluruh Angkatan Bersenjata Yugoslavia. Buktinya ada di sana. Di manakah permainan komputer dijalankan untuk menggusur Milosevic? Barangkali, mantan kepala negara Yugoslavia ini harus meminta bantuan pengacara Cina untuk bergabung dengan timnya, karena, pemboman oleh AS - CIA yang ditujukan tepat ke Kedutaan Cina sudah jelas bukan suatu kesalahan yang sangat buruk akibatnya, seperti dikatakan Clinton, tetapi sebuah sasaran yang telah diperhitungkan dengan cermat oleh CIA, karena kedutaan itu adalah satu-satunya sumber informasi yang penting dan unik bagi Milosevic mengenai keterkaitan di antara para Penjahat Perang di Washington dengan apa yang disebut pejuang kemerdekaan yang ditanam CIA di buminya, yaitu kelompok UCK Albania.
Sebenarnya, yang dilakukan di sini ialah pengulangan tipu muslihat yang dipakai terhadap Castro di Teluk Babi di tahun 1961, kecuali bahwa sekarang siasatnya sudah lebih disempurnakan, karena penelitian dan pengembangan tentang gerakan peperangan tersembunyi telah berkembang menjadi jauh lebih baik selama empat puluh tahun ini. Kelompok UCK telah diperlengkapi dan kemudian diperintah untuk memulai peperangan di dalam provinsi di | |
[pagina 260]
| |
Yugoslavia ini. Sebagai balasan, London dan Washington menjanjikan akan berupaya menimbulkan kekacauan politik dan diplomasi untuk menarik perhatian dunia ke daerah kecil di Balkan ini, sementara Milosevic tentu saja harus digambarkan sebagai penjahat internasional yang terbesar sepanjang zaman, yang telah menginjak-injak hak asasi manusia, yaitu kelompok minoritas Albania yang tidak berdaya. Menurut Clinton dan Blair, di Beograd terdapat penjahat-penjahat perang yang paling buruk dalam sejarah masa kini. Orang Serbia mengirimkan jenderal-jenderal mereka ke seluruh daerah kekuasaan mereka untuk menghancurkan kelompok penyerbu kriminal, yang sebenarnya adalah pembunuh upahan yang disewa CIA. Hal ini seolah-olah presiden negara mana pun tidak berhak atau berkewajiban untuk berbuat seperti itu. Tetapi, pihak Barat menggambarkan UCK sebagai korban keganasan pasukan Serbia. Tidak seorang pun tampaknya menyadari bahwa tanpa adanya serbuan dari UCK, maka tidak akan ada masalah Kosovo ataupun Perang Kosovo. Tanpa adanya campur tangan CIA, maka tidak akan ada enam jenderal dan satu letnan yang terbunuh di Jakarta. Tanpa keterlibatan CIA, maka Patrice Lumumba tidak akan tercincang sampai berkeping-keping, tidak akan ada Pinochet, penculikan Noriega, pengusiran Nkrumah dan Sihanouk, hukuman gantung bagi Ali Bhutto, dan sangat mungkin bahkan juga pembunuhan terhadap Kennedy bersaudara atau Martin Luther King, kalau boleh menyebut beberapa nama saja.
Tim Rahasia berusaha membuat Milosevic terlihat sebagai seorang Hitler yang lain, yang memperlakukan rakyat Albania seperti diktator Nazi itu memperlakukan orang Yahudi. Retorika gila sejenis ini menjamin terjadinya histeria di seluruh dunia. Siasat ini selalu berhasil. Bush I memakainya terhadap Saddam Hussein untuk | |
[pagina 261]
| |
menggerakkan kekuatan sekutu sebesar 600.000 prajurit untuk menyerang Irak. Oleh sebab itu, setelah kartunya Hitler dimainkan terhadap Milosevic, sangatlah mudah untuk mendapatkan persetujuan setiap orang bahwa peluncuran sebuah armada pesawat tempur di atas Yugoslavia dibenarkan sebagai tindakan yang tepat. Penggunaan cluster bombGa naar voetnoot3. dalam jumlah yang amat besar, yang merupakan pelanggaran langsung terhadap Konvensi Jenewa, setelah adanya tuduhan yang menyamakan orang seperti Hitler, jadi dibenarkan untuk dipakai di Kosovo. Pikiran orang Amerika yang paling cemerlanglah yang telah merancang semua hal itu. Ketika bom tersebut dijatuhkan di daerah padat penduduk, senjata ini membuka di udara dan selanjutnya menebarkan sekitar 200 ‘bombom kecil’ lainnya seukuran kaleng soda. ‘Bom itu akan meledak,’ demikian ditulis Blum, ‘menembakkan ratusan pecahan baja berkecepatan tinggi yang dapat memenuhi daerah yang amat luas.’ (hlm. 100). Pesawat pembom AS menjatuhkan 1.100 bom seperti itu di Yugoslavia, yang turun dengan parasut kuning dan mengenai ‘sasaran lunak’-nya. Yang dimaksudkan Washington dengan sasaran lunak ialah militer dan penduduk sipil. Seluruhnya ada 220.200 bombom kecil berukuran kaleng minuman yang dijatuhkan di Yugoslavia, banyak di antaranya tidak membuka dan masih tersebar di lapangan atau di hutan-hutan Serbia dan Kosovo. Siapakah penjahat perang yang sebenarnya? Apa yang memberikan hak kepada NATO untuk menyerang jantung kawasan Balkan? Siapa yang berwenang atas kejahatan perang ini? Mengapa dunia ini harus | |
[pagina 262]
| |
terus menderita dari mimpi buruk yang direkayasa oleh makhluk mengerikan dan penjahat perang profesional di sekitar selusin dinas rahasia AS, yang membentuk pemerintahan bayangan Amerika, yang tidak dapat dikendalikan siapa pun, tidak PBB, tidak Kongres AS, tidak Gedung Putih, bahkan barangkali tidak pula Dewa?
Seperti disimpulkan Stanley Kober, peneliti di Institut Cato dalam buku ‘NATO's Empty Victory’ (Cato Institute, Washington, 2000), bahwa dalam perang di Kosovo, Bill Clinton telah melanggar tidak saja Piagam PBB, tetapi juga Undang-Undang AS. ‘Presiden ini memulai penyerangan atas sebuah negara asing dengan wewenangnya sendiri - bahkan ia juga mendelegasikan kekuasaan untuk menerbitkan perintah yang sebenarnya kepada Sekretaris Jenderal NATO, yang bahkan bukan warga negara AS - tanpa meminta persetujuan Kongres.’ Kober menjelaskan dengan amat jelas mengapa para pelanggar Konstitusi itu berupaya agar kekuatan perang tetap berada pada Kongres. Tetapi tidak seorang pun presiden Amerika sejak Hany Truman pernah mencermati peraturan sah yang tercantum di dalam Konstitusi Amerika Serikat (hlm. 93-106). Hal yang sama telah terjadi selama bertahun-tahun terhadap Piagam PBB. Dengan istilah sehari-hari, semua hal ini berarti bahwa kemanusiaan dapat bertahan hidup di dalam dunia yang amat teramat berbahaya, sebuah fakta yang menggigilkan, yang sama sekali tidak disadari banyak orang. |
|