| |
| |
| |
19
Kemenangan
Peter Schweizer bekerja sebagai pakar media di Hoover Institution on War, Revolution, and Peace di Universitas Stanford, yang dikenal umum sebagai ‘tangki-pikir’ terinfeksi CIA yang lain. Tetapi, di tahun 1994 Schweizer menerbitkan bukunya yang berjudul ‘Victory’, dengan anak judul ‘The Reagan Administration's Secret Strategy that Hastened the Collapse of the Soviet-Union’ (Atlantic Monthly Press, New York). Laporan setebal 284 halaman ini relevan dengan tulisan saya ini, yang saya buat untuk pembaca, yaitu masyarakat bangsa Indonesia, yang selama tiga dasa warsa telah dihalangi memperoleh informasi secara bebas dari berbagai bagian dunia yang lain, untuk memberikan penjelasan yang berbeda, tentang mengapa Bung Karno dikhianati, cara yang dipakai, dan manusia iblis siapa saja yang masih berusaha di Washington untuk membentuk dunia yang sesuai dengan keinginan dan gagasan yang tidak masuk akal dari ‘pemerintahan bayangan’. Sebenarnya, kup CIA di Jakarta yang membawa rezim fasis berkuasa selama 32 tahun ini sangat erat kaitannya dengan siasat Roll Back untuk mempercepat kehancuran US.
‘Kebijakan Amerika di tahun 1980-an mempercepat kehancuran Uni Soviet,’ demikian ucap Oleg Kalugin, mantan jenderal KGB, yang dipakai sebagai kata pembuka buku yang
| |
| |
ditulis Schweizer. Ronald Reagan adalah presiden Amerika yang paling anti-Soviet dalam sejarah negeri ini. Yang lain berpendapat bahwa Pemerintah Reagan kebetulan beruntung saja. US sudah kehabisan tenaga dan ekonomi negeri itulah yang akhirnya menyebabkan kehancurannya di bawah beban teori Marx-Lenin. Meskipun demikian, Schweizer mengungkapkan dengan rinci kajiannya yang menarik ini, tentang hal yang sebenarnya dilakukan Reagan & Co untuk mempercepat hancurnya negara adikuasa yang lain, yang seperti orang dungu menyebutnya sebagai ‘kekuatan politik iblis’.
‘Apa yang muncul,’ demikian yang teramati oleh Schweizer, ‘adalah fakta bahwa Amerika Serikat memiliki kebijakan yang menyeluruh untuk memperburuk krisis ekonomi di US tersebut. Kebijakan ini banyak wujudnya: diplomasi tersembunyi, kegiatan rahasia, pembinaan pertahanan yang padat teknologi, seperti juga serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengobok-obok perekonomian Soviet. Pada saat yang sama, Washington terlibat dalam sejumlah usaha yang tinggi taruhannya untuk menggerogoti kawasan di pinggiran Soviet, yang tujuannya hendak menggulung kaum komunis Soviet tidak saja di dunia ketiga (Indonesia), tetapi di pusat kekuasaan itu sendiri. Semangat berapi-api anti-Soviet yang ditunjukkan Reagan tidaklah berdasar pada “pengetahuan yang diperoleh dari kajian yang cermat”,’ demikian ditulis Schweizer, ‘tetapi berdasar naluri saja.’ Casper Weinberger, Menteri Pertahanan pada Pemerintahan Reagan, memberitahu pengarang ini, ‘Kami menggunakan kampanye diam-diam, bekerja sama dengan sekutu-sekutu kami dan menggunakan cara-cara yang lain.’ Orang akan bergidik bila memikirkan dan menyadari apa saja yang dapat dilakukan orang Amerika terhadap pemimpin mereka sendiri,
| |
| |
seperti halnya terhadap pahlawan di negara-negara lain (Soekarno), apa sebenarnya yang dimaksudkan dengan ‘cara-cara yang lain’ itu.
Schweizer menyarikan tulisannya sebagai berikut. Bantuan keuangan, intelijen (CIA), dan bantuan logistik secara rahasia disalurkan ke Gerakan Solidaritas di Polandia dengan tujuan hendak menjamin munculnya kegiatan oposisi di jantung kekuatan politik Soviet. Dukungan keuangan dan militer yang besar jumlahnya juga dikirimkan pada kaum mujahidin di Afghanistan untuk menentang kekuasaan Soviet dan kemungkinannya bahkan masuk ke US sendiri. Tentunya hanya orang yang amat dungu dan naif mengenai niat AS yang sesungguhnya terhadap Rusia sajalah, sekarang di tahun 2001 ini, yang tidak mengenali catatan sejarah yang lalu, bahwa Tim Rahasia Washington kembali terlibat penuh dengan mengacau dan menimbulkan masalah bagi Kremlin di daerah bagian selatan kawasan yang dulu disebut US, dan terutama di daerah yang kaya sumber daya energi di sekitar Laut Kaspia.
Pengarang ‘Victory’ ini selanjutnya mendaftar usaha AS yang disengaja untuk merekayasa penumnan nilai mata uang secara besar-besaran dari pendapatan Soviet sebagai tipu muslihat lain yang melibatkan Reagan untuk menghancurkan US. Gedung Putih mendapat bantuan kerja sama dengan raja-raja Saudi untuk menjatuhkan harga minyak. Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah Soviet mengekspor gas alamnya ke Eropa Barat, hanya dengan tujuan mencegah Kremlin memperoleh mata uang asing. Kaum pendukung Reagan membuat apa yang disebut Schweizer sebagai, ‘tindakan psikologi yang canggih dan rinci untuk menyulut ketidaktegasan dan ketakutan di antara tokoh-tokoh dalam kepemimpinan Soviet.’ Sebagai wartawan yang telah bekerja di
| |
| |
antara tahun 1971 dan 1987 secara berkala di US (lihat: ‘The Soviet View-point’ oleh Georgi Arbatov, Direktur the USA Institute of the USSR Academy of Sciences, dan Willem Oltmans, Dodd, Mead & Company, New York, 1981, 219 halaman, dengan kata pengantar dari Senator J. William Fullbright), saya menyatakan keraguan saya yang sangat besar, bahwa pemimpin Soviet seperti Leonid Brezhnev, Yuri Andropov atau Mikhail Gorbachev selalu ‘takut’ akan AS, kembaran mereka sebagai negara adikuasa. Apa yang barangkali mereka takutkan ialah hal yang disebut ‘naluri gila’ para pengambil keputusan AS, dan tentu saja, mereka takut akan setiap tipu muslihat kotor baru yang tidak bertanggung jawab, yang akan disajikan CIA dan Tim Rahasia kepada mereka berikutnya.
Wujud lain dari sabotase gaya Reagan terhadap US menahan teknologi tinggi lewat COCOM di Paris. Gedung Putih menggunakan diplomasi rahasia pada skala dunia untuk menahan Soviet memanfaatkan penemuan ilmiah di negara-negara Barat. Usaha menyebarluaskan informasi kelim tentang teknologi juga dilakukan untuk memperparah kehancuran ekonomi Soviet. Intelijen Belanda mendekati rekan saya, Henk Leffelaar, ketika ia berkunjung ke Chicago, menanyakannya apakah ia mau bekerja sama dalam bisnis penerbitan yang ditujukan untuk membingungkan para ekonomiwan Soviet dengan imbalan bahwa ia dapat membuka rekening pribadi di bank di Swiss. Tak ada dinas rahasia apa pun dan di mana pun yang pernah mendekati saya dengan tawaran seperti itu selama 47 tahun saya bekerja sebagai wartawan.
Yang selanjutnya mempercepat jatuhnya Uni Soviet adalah upaya Kremlin untuk menandingi paling tidak program US Star Wars. Pada tanggal 23 Maret 1983 Ronald Reagan mengumumkan Strategic Defense Initiative (Inisiatif Pertahanan
| |
| |
Strategis)-nya. Saya teringat akan reaksi Arbatov, atau Yevgeni Velikhov, rekan dekat Mikhail Gorbachev dan wakil presiden Akademi Ilmu Pengetahuan US, yang mengangkat bahu mereka atau menunjuk dahi mereka, ketika taktik menakutkan yang termutakhir dari AS ini diumumkan dalam pidato kepresidenan kepada bangsanya. Gedung Putih, terutama dalam masa Reagan, bersandar pada kelompok penyerang profesional luar biasa yang anti-Soviet, yang tergabung bersama di dalam Committee of the Present Danger. Saya mewawancarai dan bersurat-menyurat dengan beberapa orang di antara mereka: Richard Allen, Eugene Rostov dan penjual senjata Paul Nitze. Komite kelompok ultra-kanan yang agak samar ini barangkali merupakan kelompok anti-Soviet yang lebih keji dibanding dengan pedagang lihainya Tim Rahasia yang biasa, dalam merencanakan pembunuhan atau kudeta fasis di seluruh dunia.
Bill Casey menyelenggarakan kampanye pemilihan untuk Reagan setelah bulan Januari 1980, ketika dana sudah hampir habis untuk kegiatan yang akan membawa Reagan ke Gedung Putih. Casey muncul sebagai bintang penolong. Ia menjadi dokter ajaib yang tahu ke mana harus mencari uang untuk mendudukkan tokohnya di kursi pengemudi pemerintahan AS. Dengan sendirinya, Reagan menunjuknya sebagai direktur CIA. Dua hari setelah pelantikannya, Ron memanggil Casey ke Ruang Oval. Presiden yang baru ini tuli sebelah telinganya, tetapi ia tidak memerlukan alat bantu dengar ketika berbicara dengan pembantunya ini. Casey tahu cara membuat dirinya didengar, meskipun menurut Schweizer, yang lain-lain mempertanyakan apakah Reagan dapat mendengar semua hal yang dikatakan Direktur CIA-nya itu.
| |
| |
Hari itu, setelah mendengarkan uraian Casey mengenai US selama 20 menit, Reagan memotong pembicaraannya dan berkata, ‘Mengapa Anda tidak memanfaatkan NSPG? (National Security Planning Group, Kelompok Perencana Keamanan Nasional). Kelompok ini mengatasi NSC (National Security Council, Dewan Keamanan Nasional), karena ia hanya terdiri atas presiden, wakil presiden, menteri luar negeri dan menteri pertahanan, penasihat keamanan nasional, dan Direktur CIA. NSPG adalah pemerintah adi (tertinggi) di dalam pemerintahan, berbeda dengan komplotan rahasia lainnya, seperti yang digambarkan oleh David Wise dan Thomas Ross, Kolonel L. Fletcher Pouty, dan lain-lain.
Pada pertemuan selanjutnya yang diketuai Richard V. Allen, saat itu Penasihat Keamanan Nasional pemerintahan Reagan, penjelasannya sebagai berikut: Keadaan ekonomi Soviet sangat buruk, dan apabila kita dapat memutus kredit mereka, mereka terpaksa harus berteriak ‘paman’ (uncle) atau ‘mati kelaparan’. Terserah kepada psiko-sejarahwan masa depan untuk menafsirkan jalan pikiran kelompok Reagan ini. Mantan Menteri Pertahanan Caspar Weinberger memberitahu Schweizer bahwa saat pertemuan NSPG inilah, yang dihadiri oleh presiden, wakil presiden George Bush (senior), Alexander Haig (yang dipertahankan posisinya dari zaman Nixon-Kissinger), Bill Casey, dan Richard Allen, diputuskan untuk memulai serangan jahat yang bersiasat dan rahasia terhadap US, dan bahwa mula-mula sekali perlu didirikan sebuah tempat bertahan di Polandia. Kremlin tidak saja dilarang meningkatkan kekuatannya (militer), atau barangkali mereka akan menyerbu Polandia, diputuskan juga untuk mencari jalan untuk juga menggoyang kekuasaan Soviet di Polandia.
| |
| |
Schweizer menggambarkan bagaimana Richard Allen menghubungi Anatoly Dobrynin, Dubes Soviet saat itu, dan dengan sengaja meninggalkan kesan, bahwa bosnya, Ronnie, sebenarnyalah seorang ‘koboi yang tidak dapat diduga tindakannya’. Allen memberitahu Schweizer sebagai kilas balik, ‘Mereka mengira mereka sudah menggenggam si orang-gila nomor satu (Reagan) dalam tangannya... Ini adalah bagian dari siasat Reagan untuk membiarkan orang Soviet mengira dirinya agak sinting.’ Konsep ini adalah buah pikiran pesiasat (ahli strategi) Herman Kahn dari Institut Hudson, yang sebelumnya telah membandingkan persaingan kedua negara adikuasa dengan permainan adu ayam. Seperti dikatakan Kahn, ‘Tidak seorang pun mau bermain adu ayam dengan seorang gila.’ Schweizer menyimpulkan bahwa kelompok Reagan di Gedung Putih merasa, penciptaan kesan koboi bagi Presiden Amerika yang baru ini ada manfaat strategisnya. Tujuannya ialah hendak mendesak Kremlin ke pertahanan yang bersifat psikologi. Seharusnya, hal ini akan mengarah ke kebijakan luar negeri Soviet yang lebih berhati-hati. Kremlin ternyata tidak seperti itu. Washington meluncurkan serangkaian penyelidikan militer di daerah pinggiran Soviet. Artinya, pada masa-masa sibuk tertentu ada beberapa gerakan militer setiap minggu, pada waktu yang tak terduga.
Jenderal Jack Chain memberitahu Schweizer si pengarang ini, bahwa kadang-kadang AS mengirim pesawat pembomnya ke kutub utara, jelas-jelas untuk mengejek Soviet dan membuat mereka mengira-ngira apa yang sebenarnya akan dilakukan Washington. Pada awal tahun 2001 ada usaha yang mirip seperti itu, yaitu sebuah pesawat mata-mata pengganggu yang diterbangkan untuk mengawasi mang udara Cina. Pesawat tempur Cina berhasil
| |
| |
membawa pesawat terbang laboratorium pengawas AS itu secara utuh ke darat, sehingga para ahli bangsa Cina dapat meneliti apa sebenarnya yang sedang dilakukan Washington. Putranya Bush, sekarang Presiden Amerika, berteriak dan menjerit, tetapi tak ada yang dapat dilakukannya, tetapi tunggu saja sampai bangsa Cina bersedia mengembalikan pesawat yang sudah dibongkar itu kembali ke AS, diantar dengan kapal barang Antonov buatan Rusia.
Kelompok Reagan di Gedung Putih menyebut usaha mereka sebagai penyelidikan PSYOP (Psychological Operation, Tindakan Psikologi). Maksud penyelidikan itu - tentunya menurut jalan pikiran NSGP - ialah mengecilkan hati orang Soviet yang hendak menyerbu Polandia. Caspar Weinberger memberitahu pengarang ini bahwa cara demikian telah dipakai sepanjang pemerintahan Reagan. Dengan adanya beberapa orang dari kelompok Reagan ini yang dikembalikan ke Gedung Putih oleh George Bush junior, beberapa siasat Reagan juga akan berulang kembali, seperti ditunjukkan oleh peristiwa di Cina itu. Tetapi, pemerintah di Beijing tampaknya memutuskan akan menjelaskan pendapatnya juga. Orang Cina tidak menyukai permainan Bush junior ini. Laporan penelitian Schweizer menggambarkan hal yang hendak dilakukan Soviet terhadap Amerika selama awal tahun delapan puluhan itu.
Pada tanggal 1 September 1983, peristiwa amat penting lainnya yang banyak diberitakan, terjadi lagi di daerah pinggiran dekat perbatasan Soviet, ketika pesawat jet milik Korean Airlines, penerbangan 007 dengan 269 penumpang ditembak jatuh oleh pesawat jet pencegat SU-15 dari Angkatan Udara Soviet. Pemerintahan Ronald Reagan meneriakinya ‘pembunuhan biru’. Menteri Luar Negeri George Shultz menyebutnya ‘tindakan yang menjijikkan’. Gedung Putih mencoba menarik manfaat sebesar- | |
| |
besarnya dari penafsirannya, bahwa kerajaan iblis itu telah berbuat suatu hal yang tidak satu negara beradab mana pun mau melakukannya, yaitu menembak jatuh sebuah pesawat penumpang milik perusahaan penerbangan sipil yang tidak berdosa serta tidak bersenjata. Angkatan Perang Amerika tidak pernah akan berbuat hal yang serendah dan sepengecut itu, demikian katanya.
Seymour M. Hersh, wartawan ‘New York Times’ pemenang hadiah Pulitzer menerbitkan di tahun 1986 ‘The Target is Destroyed’ (Random House, New York, 282 halaman). Laporan tentang tragedi pesawat penumpang Korea ini mungkin ditulis terlalu dini, karena biasanya diperlukan waktu 25 sampai 50 tahun, dan kadang-kadang bahkan lebih lama, sebelum tersedia dokumen dalam jumlah yang mencukupi mengenai hal tersebut, yang diungkap sehingga dapat menetapkan apa yang sebenarnya terjadi. Pihak Rusia sejak awal tetap pada pendapatnya bahwa peristiwa menyasarnya pesawat penumpang sipil Korea di ruang angkasa Soviet bukan disebabkan oleh kesalahan manusia biasa seorang pilot yang mengantuk, tetapi oleh suatu tindak provokasi yang disengaja, dan oleh sebab itu, Angkatan Udara Soviet telah bertindak dengan benar. Pihak Soviet juga sangat curiga mengenai kenyataan bahwa Washington tampaknya terlalu cepat mengetahui rincian kejadian yang menimpa penerbangan bernomor 007 itu. Pesawat itu telah menyasar ke luar jalur dan tidak seorang pun dari pihak AS peduli dan memberitahu pilot Kim Chang Kyu bahwa ia telah sangat jauh keluar jalur demi keselamatan pesawatnya. Ia tidak saja telah tersasar jauh dari jalurnya yang biasa, ia juga telah memasuki batas mang angkasa di daerah dekat pangkalan Soviet yang strategis.
| |
| |
Hersh misalnya melaporkan bahwa pejabat intelijen Angkatan Udara tiba di Gedung Putih hampir 24 jam setelah musibah pesawat penumpang itu. Jatuhnya pesawat penumpang itu karena ditembak pesawat jet Soviet merupakan contoh nyata bagi Special Crisis Group. Mantan Direktur CIA George Bush barangkali adalah pemimpin nominal (pada namanya saja) dari perkumpulan orang dalam mengenai tindakan rahasia dan tersembunyi AS ini, ‘tetapi semua pihak yang terlibat tahu bahwa pemain yang sebenarnya dalam kelompok ini ialah Bill Casey (Direktur CIA),’ demikian Hersh mencatat (hlm. 109). Selanjutnya ia memberikan wawasan tentang bahasan di Gedung Putih mengenai ditembakjatuhnya pesawat penumpang Korea itu, yang merupakan makanan gurih bagi para psiko-sejarahwan, apabila mereka sempat meneliti bagaimana pikiran orang-orang besar dan sangat berkuasa itu difungsikan dalam Perang Dingin.
|
|